Dibalik Indahnya Rowo Jimbung Klaten

Sisi Lain Dari Pesona Revitalisasi Rawa Jombor Klaten 2020 - 2021.

 


    Klaten – Rowo Jombor Klaten terkenal sekali akan mitos-mitosnya baik dari mitos ular besar sang penguasa rawa sampai tempat untuk mencari pesugihan oleh sebagian orang dan hal itu juga didukung dengan adanya penemuan bongkahan kecil dari nisan-nisan pemakaman yang ada di dalam air yang pernah ditemui oleh seorang pemancing ikan.

    Jadi dulu ketika saya sedang mancing di sekitaran area rawa, pancingan saya pernah tersangkut oleh sebuah benda keras dan berat tapi menurut saya itu bukan batu, lha kalo itu batu biasanya biasanya pasti bisa dilepaskan dengan mudah dan tidak membuat benang pancing saya putus”. Ujar Pak Somat salah satu pemancing saat kami temui pada Sabtu (8/1/2022).

    Dulu pada waktu saya sedang menjaring ikan di tengah-tengah rawa, jaring saya pernah tersangkut oleh sebuah benda keras di dalam air dan itu langsung saya coba angkat dengan paksa dan ternyata ketika saya angkat itu adalah bongkahan seperti nisan”. Ujar Pak Slamet salah satu penjaring ikan saat kami temui pada Sabtu (8/1/2022).


Gambar destinasi ziarah di Makam Sunan Tembayat Klaten.

    Hal lain yang mendukung semakin mistiknya area itu adalah dekatnya rawa Jimbung dengan beberapa tempat-tempat bersejarah dan keramat baik dari area Bulus Jimbung, Makam Sunan Tembayat, Panembahan Agung Kajoran, Panembahan Romo Kajoran hingga perbukitan kapur yang pernah menjadi area perang agresi militer Belanda II pada tahun 1948.



Gambar destinasi ziarah di makam Kajoran Klaten.

    Seiring berkembangnya zaman dan teknologi membuat masyarakat menjadi ikut berubah akan mainsetnya, hal itu berdampak juga dengan nuansa kemistikan yang ada di rawa Jimbung Klaten semakin terkikis, terlebih lagi lokasinya yang strategis dengan tempat-tempat bersejarah menjadikannya tempat singgah oleh banyak orang. Pemerintah Kabupaten Klaten melalui DISPARBUDPORA melihat bahwa area rawa Jimbung bisa menjadi sebuah ikon dari Kota Bersinar tersebut, selain itu bisa menjadi salah satu tempat destinasi pariwisata bagi orang dalam maupun luar kota dan hal itu bisa menjadi income bagi masyarakat sekitar maupun pemkab Klaten.

    Milihat peluang besar tersebut pada tahun 2020 pemkab Klaten mulai melakukan revitalisasi kawasan di area rawa Jimbung Klaten, proses revitalisasi tersebut dimulai dengan pengkondisian pembongkaran tempat-tempat warung apung dan tumbuhan liar yang ada di sekitar area rawa. Pasca pengkondisian tersebut barulah mulai melakukan sejumlah pembangunan yang dimulai dari pembuatan pendopo dan taman-taman yang ada di sebelah Timur rawa sampai dengan pembuatan trotoar di area sekitar rawa Jimbung untuk para pejalan kaki.

    Pembangunan rawa Jombor yang masih dalam tahap pembangunan fasilitas publik tersebut sudah menjadi daya tarik bagi banyak orang baik untuk kegiatan seperti biasanya (menjaring dan memancing) ikan hingga menjadi tempat semi pawisata yang telah dilengkapi dengan destinasi perkapalan, speed board dan jet sky. Berubahnya area rawa Jombor tersebut juga membuat penumbuhan secara ekonomi dimana tempat makan, cafe mulai banyak tumbuh dan berkembang sehingga membuat area rawa semakin ramai walaupun masih dalam tahap pembangunan. Keramaian di rawa Jimbung juga dibantu dengan daya tarik dari tempat wisata di sekitarnya seperti bukit Sindoguro, bukit patrun, Bulus Jimbung, Makam Tembayat, Kajoran dan tempat destinasi lainnya.

    Begitu banyaknya rentetan daya tawar yang menarik bagi para wisatawan dan para pemilik usaha nyatanya juga meninggalkan sejumlah problematika sosial baru yang perlu untuk disikapi oleh semua kalangan yakni banyaknya sampah yang tertinggal tanpa adanya fasilitas bak sampah yang memadai, kemacetan di area Barat rawa Jombor yang dipadati oleh transportasi pribadi hingga memicu adanya polusi udara yang mulai mencengkram kawasan rawa. Peninggalan lainnya lagi adalah potensi adanya tindak kriminalitas seperti pencurian, perjudian hingga tempat untuk minum-minuman keras, mengingat kawasan rawa Jimbung masih banyak tempat yang belum terjamah oleh lampu penerangan.


Comments

Post a Comment

Popular Posts

Max Havelar

Murudeka