Makam Belanda Di Kabupaten Klaten

Jelajah dan mencari napak tilas Belanda di Kec. Ceper Kab. Klaten.

 

Foto : Pintu Gerbang Makam Belanda (Kerkhof) di Kec. Ceper Kab. Klaten.

        Makam Belanda (Kerkhof), adalah istilah nama makam area masyarakat Eropa yang pernah menjajah di Indonesia selama kurang lebih 350 tahun (walaupun masih ada pertentangan) selain istilah makam pecinan yang dihuni oleh orang-orang China. Indonesia pernah dijajah oleh Belanda dengan durasi yang cukup lama, sehingga banyak masyarakat Belanda yang beranakpinak di Indonesia dan banyak juga yang akhir hidupnya di makamkan di Indonesia.



Sumber : https://jejakkolonial.blogspot.com/2017/09/selidik-kerkhof-kerkhof-tersembunyi-di.html yang diambil dari kearsipan di laman maps.library.leiden.edu (diakses pada 27 Juli 2022).

    Di Jawa Tengah Selatan (eks Mataram Islam), Belanda telah menjalin komunikasi dengan masyarakat setempat dengan sangat intens, hal itu mengingat hubungan antara pemerintah Belanda dengan Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta yang begitu penting khususnya sebagai wilayah vorstenlanden (daerah istimewa pada masa kedudukan Belanda).

        Pasca perang Jawa yang memakan waktu lima tahun (1825-1830), telah banyak memakan 15.000 pasukan belanda dan 8.000 pasukan Diponegoro membuat wiayah eks Mataram Islam ini mejadi wilayah-wilayahnya yang sepi mencekam dan membuat krisis social ekonomi dan politik menjadi sangat tidak terkendali.

    Kemelut krisis sosia ekonomi dan politik yang runyam juga berdampak terhadap kemacetan perkembangan teknologi industry yang akan dimasukkan di Hindia Belanda (Indonesia nama sekarang), walaupun pada abad ke-19 masih dalam masa revolusi industry yang terjadi di Eropa sejak 1760. Proses revolusi industry di Hindia Belanda baru berkembang sejak tahun 1860 setelah 30 tahun merenovasi tatanan Jawa yang sedang kacau pasca perang Jawa.










Foto : Makam Belanda DI Dukuh Pason Ds. Ceper Kec. Ceper Kab. Klaten.

    Perkembangan yang paling menonjol adalah proses pendirian pabrik gula di beberapa wilayah di Jawa dan yang paling banyak adalah di Kabupaten Klaten. Perkembangan dari proyek pabrik gula juga tidak lepas dari proses perpanjangan kerja rodi yang diterapkan oleh Belanda di Hindia Belanda untuk meraup keuntungan banyak dan mengembalikan modal perang (perang Jawa) yang dianggap merugikan Belanda yang mencapai taksiran 20 juta gulden.

        Kurang lebih ada 10 pabrik gula yang berkembang di Kabupaten Klaten dan salah satunya adalah PG Tjepper yang ada di Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten. Pada masa operasionalnya, PG Tjepper membutuhkan banyak tenaga kerja yang banyak dan juga para mandor yang banyak untuk menjaga perkebunan tebu yang sudah tersebar luas di Klaten (hamper mayoritas pertanian di Klaten adalah tebu). Para mandor perkebunan tebu hamper mayoritas adalah masyarakat Belanda dan oleh karena itu pihak pemerintah Belanda juga memberikan fasilitas kepada para ambtenarnya berupa rumah dinas dan lain sebagainya.

        Para mandor tebu tersebut banyak yang sampai akhir hidupnya dimakamkan di Dusun Pason, Desa Ceper, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten. Hal itu juga diimbangi dengan penemuan beberapa makam Belanda (Kerkhof) yang ada di wilayah ini seperti :

1.       Adoplh B Andreas Goboren.

2.       Hier Rujt A rend Alexander Portie.

Foto : Makam Belanda yang Rusak.
    Makam-makam tersebut beberapa sudah banyak yang rusak karena beberapa makam yang menggunakan batu marmer telah dicuri oleh orang yang tidak bertanggungjawab dan kemudian dijual. Kurang lebih ada 9 makam Belanda yang ada di area Pemakaman Dukuh Pason dan ada beberapa makam belanda lainnya yang letaknya tidak jauh dari area makam pason namu tidak jelas tulisannya karena telah rusak, serta ada satu makam belanda lagi yang berada di kompleks area PG Tjepper yang tertulis Jacob Gerard Joseph Breijmen yang lahir di Amsterdam pada 8 Agustus 1832 dan 25 Oktober 1889.

 

NB :

Makam makam Kerkhof di Klaten sejatinya masih banyak namun sejauh ini yang paling banyak di temukan baru di PG Tjepper.

 

Makam                 Belanda                Kerkhof                Ceper                    Klaten

Comments

Popular Posts

Max Havelar

Murudeka