Cemilan Sehat
Cemilan Sehati
Kami hadir untuk mensuport UMKM masyarakat di sekitar Kabupaten Klaten, Jawa Tengah Indonesia agar proses ekonomi di masyarakat lokal bisa berkembang dan tidak kehilangan ciri khas makanannya.
Seiring berkembangnya poduk makanan moderen saat ini, banyak makanan yang berasal dari nenek moyang yang banyak terpinggirkan dan bahkan dilupakan yang mana masakan tersebut termasuk jenis masakan yang sehat.
Cemilan Sehati hadir membawa konsep membantu menawarkakan produk makanan yang sehat, hiegenis, murah dan tentunya terjangkau. Berikut produk yang saat ini kami hadirkan :
Infomasi Pemesanan : > PEMESANAN <
1. Peyek (Rempeyek)
Rempeyek, atau peyek, adalah makanan tradisional Indonesia yang berbentuk keripik tipis dan renyah, terbuat dari adonan tepung beras yang digoreng dengan campuran kacang tanah, teri, kedelai, atau bahan lain di atasnya. Asal-usul rempeyek sangat erat kaitannya dengan budaya kuliner Jawa, namun saat ini rempeyek telah menjadi camilan populer di berbagai daerah di Indonesia.
Sejarah dan Asal-usul Rempeyek
Asal mula rempeyek tidak diketahui secara pasti, tetapi banyak yang percaya bahwa makanan ini pertama kali muncul di Jawa, khususnya di kalangan masyarakat pedesaan yang menginginkan camilan gurih namun murah dan mudah dibuat. Rempeyek mungkin tercipta sebagai makanan alternatif pengganti lauk pauk bagi masyarakat yang tidak memiliki banyak bahan makanan. Karena terbuat dari bahan-bahan yang mudah ditemukan di desa seperti kacang tanah dan teri, rempeyek menjadi makanan favorit masyarakat kelas menengah ke bawah pada masa itu.
Pengaruh Kolonial Belanda
Selama masa kolonial Belanda, makanan-makanan berbahan dasar kacang dan teri seperti rempeyek juga mendapatkan perhatian. Camilan ini mulai dikenal di kalangan orang-orang Belanda yang tinggal di Hindia Belanda, meskipun mereka lebih menggemari makanan yang lebih kompleks. Namun, rempeyek tetap menjadi makanan rakyat yang populer.
Variasi Regional
Seiring waktu, rempeyek berkembang dengan berbagai variasi di seluruh Nusantara. Beberapa daerah menggunakan kacang hijau, udang, atau bahkan rebon (udang kecil kering) sebagai toppingnya. Di beberapa tempat seperti Yogyakarta dan Solo, rempeyek juga memiliki variasi khusus yang disebut "peyek kacang", yang menggunakan lebih banyak kacang tanah sebagai isiannya.
Peran dalam Tradisi dan Budaya
Rempeyek sering disajikan sebagai makanan pendamping dalam acara-acara tradisional, seperti kenduri, pernikahan, atau upacara adat lainnya. Di pedesaan Jawa, rempeyek juga menjadi makanan yang disajikan bersama dengan nasi tumpeng atau sebagai hidangan pendamping sayur lodeh.
Rempeyek di Era Modern
Saat ini, rempeyek telah menjadi makanan yang tidak hanya terbatas pada kalangan tradisional. Rempeyek mudah ditemukan di pasar, toko, dan supermarket, bahkan tersedia dalam bentuk kemasan modern. Rempeyek juga mulai diproduksi secara komersial oleh pabrik-pabrik makanan, yang membuatnya lebih mudah diakses oleh masyarakat luas.
Sejarah rempeyek mencerminkan perjalanan budaya kuliner Indonesia yang kaya akan pengaruh lokal dan adaptasi sederhana dari kehidupan masyarakat sehari-hari.
2. Intip
Intip goreng adalah makanan tradisional khas dari Jawa Tengah, Indonesia, yang terbuat dari kerak nasi yang digoreng. Intip awalnya adalah hasil sampingan dari proses memasak nasi menggunakan dandang (alat memasak tradisional). Saat nasi dimasak, bagian bawah yang bersentuhan dengan dandang akan mengeras dan membentuk kerak yang dikenal sebagai intip.
Sejarah Singkat
Dahulu, intip sering kali dianggap sebagai makanan yang tidak berguna dan dibuang. Namun, dalam masyarakat Jawa, tidak ada makanan yang terbuang sia-sia. Orang-orang mulai mengolah kerak nasi tersebut dengan cara menggorengnya. Seiring berjalannya waktu, intip goreng justru menjadi camilan yang populer.
Intip goreng kemudian menjadi lebih dari sekadar makanan rumahan. Pada masa penjajahan Belanda, makanan ini mulai dikenal sebagai salah satu camilan yang digemari, terutama di kalangan masyarakat pedesaan. Pabrik-pabrik kecil mulai bermunculan di beberapa daerah, khususnya di daerah Solo dan sekitarnya, yang memproduksi intip goreng dalam skala lebih besar.
Popularitas dan Keberlanjutan
Hingga kini, intip goreng tetap menjadi salah satu oleh-oleh khas dari daerah Solo dan sekitarnya. Popularitasnya meluas ke seluruh Jawa dan bahkan ke daerah-daerah lain di Indonesia. Beberapa produsen juga berinovasi dengan membuat varian rasa baru untuk mengikuti perkembangan selera konsumen.
Simbol Tradisi
Intip goreng tidak hanya menjadi camilan lezat, tetapi juga menjadi bagian dari tradisi dan identitas kuliner Jawa. Proses pembuatannya yang sederhana tetapi membutuhkan ketelatenan menunjukkan nilai-nilai kesederhanaan dan kebijaksanaan dalam memanfaatkan segala sumber daya yang ada, termasuk kerak nasi yang dulu dianggap sisa.
Masih banyak lagi produk-prduk yang akan kami hadirkan kepada masayrakat untuk menyajikan makanan yang sehat, hiegenis, halal dan terjangkau. LINK Pemesanan di bawah ini ya :
3. Tempe Keripik
Tempe keripik adalah salah satu camilan yang sangat populer di Indonesia, terutama di Jawa. Tempe keripik merupakan varian dari tempe, makanan berbahan dasar kedelai yang telah difermentasi menggunakan jamur Rhizopus oligosporus. Tempe sendiri sudah menjadi bagian penting dari kuliner tradisional Indonesia sejak lama, dan memiliki sejarah panjang dalam budaya masyarakat Jawa.
Asal Usul Tempe
Tempe sudah ada di Jawa sejak ratusan tahun yang lalu, dengan bukti tertulis pertama yang ditemukan dalam manuskrip Serat Centhini (1814). Namun, proses fermentasi kacang kedelai sendiri diduga sudah dikenal oleh masyarakat Jawa jauh sebelum itu, kemungkinan sejak abad ke-16, bersamaan dengan kedatangan pedagang Cina yang membawa kedelai ke Nusantara.
Pengembangan Tempe Keripik
Varian tempe keripik mulai muncul belakangan, terutama sebagai hasil inovasi dalam penyajian tempe yang lebih praktis dan tahan lama. Tempe keripik dikembangkan dari tempe goreng biasa, namun dengan proses pemotongan yang lebih tipis dan penggorengan yang dilakukan dua kali untuk mendapatkan tekstur yang renyah.
Tempe keripik pertama kali dikenal di daerah sentra penghasil tempe, seperti Malang dan Purwokerto, yang kemudian menjadi salah satu produk oleh-oleh khas daerah tersebut. Malang, misalnya, menjadi salah satu kota di Jawa Timur yang terkenal dengan produksi tempe keripiknya. Berkat teknik penggorengan ganda dan penambahan berbagai bumbu, tempe keripik tidak hanya populer di kalangan masyarakat lokal, tetapi juga sebagai oleh-oleh bagi wisatawan.
Saat ini, tempe keripik sudah menjadi produk yang sangat populer tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di pasar internasional sebagai bagian dari tren makanan sehat yang mengutamakan sumber protein nabati. Tempe keripik dipasarkan sebagai camilan sehat karena kandungan protein dan serat dari kedelai.
Popularitas tempe keripik juga didorong oleh industri rumah tangga dan UKM (Usaha Kecil Menengah) yang banyak tersebar di daerah-daerah penghasil tempe, terutama di Jawa.
Infomasi Pemesanan : > PEMESANAN <
Comments
Post a Comment