DIKAYUH COFFEE - Klaten, Persimpangan Jogja dan Solo
DIKAYUH COFFEE
"Baby Steps to Giant Strides"
(Langkah Kecil Menuju Langkah Besar)
Foto : Andre (Owner Dikayuh Coffee).
📌Tegalmulyo, Gergunung, Klaten Utara, Klaten, Jawa Tengah, Indonesia.
📞 Contac Person (Dikayuh Coffee)
"Dikayuh Coffee terkenal sebagai kedai kopi yang sangat
modern (kekinian) dan sangat cocok untuk tempat membaca buku, diskusi
(jagongan), mengerjakan tugas dan lain sebagainya. Di sini, kita dipaksa untuk
menikmati “kopi enak yang beraneka ragam” sambil bertukar pengalaman dari sang
story teller."
Foto : Alat pemoses Coffee.
Buka Senin – Minggu
🕤 Pkl 12.00 – 🕦23.00 (Jum’at Libur).
Foto : Kitchen Coffee 2019-2020.
Rintik-rintik hujan mengguyur
Kota Klaten ketika kami menyusuri kawasan jalan Klaten Utara menuju Kabupaten
Boyolali malam itu. Tepat di hari Selasa di penghujung Bulan Desember saat
pucak-puncaknya hiruk pikuk mobilitas kota, terdapat puluhan sepeda motor
berjalan saling menyalip untuk mencari tempat berteduh dengan kodisi dingin dan
melelahkan. Para pengemudi bergegas mengenakan jas hujan agar mereka tidak
pulang terlalu larut malam untuk menyambut hari esok dengan kondisi sehat.
Foto : Alat pemoses Coffee.
Pada pukul 18.30 kami mendapat
kabar dari salah satu teman kami dari Kota Solo yang ingin bersilahturahmi
sembari mencari tempat yang nyaman untuk jagongan dan kulineran di Kota Klaten.
Saat itu juga kami sempat bingung mencari tempat yang nyaman dan cocok itu
dimana, mengingat hujan lebat belum juga reda, banyak tempat-tempat kulineran
yang tutup gasik (awal) dan tempat-tempat kuliner lainnya terlalu jauh.
Namun, hal itu tidak menjadi penghalang besar bagi kami untuk saling bertemu
setelah mendapat saran dari teman kami untuk sowan (mampir) ke kedai
kopi Dikayuh Coffee yang ada di Klaten Utara.
Foto : Jenis-jenis Coffe di Kedai Dikayuh.
Agak sulit memang saat menemukan
Dikayuh Coffee. Lokasinya memang tidak terlalu mblusuk dan dekat dengan
jantung Kota Klaten, namun tidak ada papan nama atau tanda yang menunjukkaan
keberadaanya. Walaupun kami familiar dengan area Klaten Utara, namun pada
akhirnya kami membuka google maps untuk membantu mencari rutenya.
Foto : Salah satu ruang interaksi di Kedai Dikayuh Caffee.
Sesampainya di Dikayuh Coffee,
kami ditawari dengan ruangan bergaya industrial sederhana dan terlihat cukup
menarik dengan desain interiornya, tentu tidak lupa juga metode unik cara
pemrosesan kopi di dalamnya. Tidak ada desain yang berlebihan layaknya beberapa
kafe lainnya, hanya beberapa ruang yang estetik dan sederhana untuk menyuguh jagongan
hangat kami di tengah-tengah guyuran hujan lebat.
Foto : Beberapa produk Dikayuh Coffe.
"Monggo, silahkan
masuk mas," ujar salah seorang brewer di dalam ruangan. Dengan
menggunakan pakaian casualnya yang khas, beliau mengulurkan tangan untuk
bersalaman dengan kami. “Saya Andre. Mas-nya dari mana?”
Setelah mengutarakan maksud
dan tujuan kami, Andre langsung mempersilahkan kami duduk di depan meja brewer-nya
yang tertata rapi. Kedai kopi yang terlihat tidak terlalu besar namun memiliki
desain yang unik, hanya cukup menampung kurang lebih 30 puluhan orang. Beberapa
toples berisi roasted bean tersaji di hadapan kami, lengkap dengan label
nama-nama yang unik. Selain beberapa menu andalannya dan jenis-jenis kopi yang
tersaji di hadapan kami, terdapat pula beberapa alat kompressor kopi yang
moderen dan beraneka jenis untuk menunjang seduhan kopi khasnya.
Foto : Beberapa produk Dikayuh Coffee.
“Silahkan mas, suka kopi
yang seperti apa?” ujar Andre sambil mempersiapkan meja brewernya. ”Suka
kopi yang beda dari kedai kopi lain mas”.
Rupanya di sini memang
memiliki beberapa daftar menu yang berbeda dari yang lainya dan mungkin ini
adalah menu pembeda dari kedai kopi lainnya. Hanya beberapa orang saja yang
bisa masuk ke ruag brewer, sehingga pelanggan lain harus mengantre di
area lain hingga namanya dipanggil. Sekilas, hal ini membuat Dikayuh Coffee
benar-benar seperti ruang perkantoran dimana kita harus mengantre untuk masuk
ke ruang direktur. Tidak aneh jika Dikayuh Coffee ini membuat pelanggannya
mudah bergaul dengan crew-nya dan bahkan antar pelanggan yang lain.
Foto : Jenis-jenis Coffe di Kedai Dikayuh.
Setelah diberi penjelasan
mengenai masing-masing rasa kopi yang disajikan, kamipun memutuskan untuk
memesan segelas Kopi Sonata dan Renata yang diseduh dengan cara pour over.
Beberapa menit kemudian, satu gelas kopi beraroma harum dan satu cup kopipun
tersaji di hadapan kami. Tidak seperti kopi pada umumnya, warna kopi ini
terlihat lebih jernih kecoklatan hampir menyerupai teh pekat. Uniknya kami
merasakan beberapa campuran soda, lemon dan madu di dalamnya.
Foto : Jenis-jenis Coffe di Kedai Dikayuh.
“Di sini memang beberapa
menu kami campurkan dengan soda, lemon dan madu mas,” ujar Andre sambil menunjuk
ke sebuah papan yang bertuliskan “Best Seller” yang tertempel di area
meja brewer. “Nggak usah khawatir rasanya aneh mas, justru dari
perpaduan itu tadi melahirkan sensasi kopi yang sedikit berbeda namun tidak
melunturkan citra rasa kopinya.”
Penasaran, sayapun langsung
mencicipi sajian kopi yang sudah kami pesan. Aroma Sonatanya tercium ada
mint-mintnya ketimbang yang Renata, mambuat saya mencicipinya terlebih dahulu.
Begitu diseruput, rasa soda tipis terasa mendominasi lidah. Hampir tidak ada
rasa pahit yang terasa, membuatnya cocok untuk dinikmati pemula tanpa takut
akan terkena asam lambung. Namun rasa soda dan kepahitan kopi ini
berangsur-angsur menghilang ketika seduhan kopinya semakin habis, berganti
dengan rasa madu yang cukup kuat. Rasa yang cukup nendang ini membuat
saya ketagihan untuk menyeruputnya lagi dan lagi hingga tanpa sadar kopi yang
saya pesanpun habis tidak bersisa.
Foto : Jenis-jenis Coffe di Kedai Dikayuh.
Puas mencicipi kopi, Andrepun
menghampiri kami sembari bercerita tukar wawasan, pengalaman baik itu terkait dunia
perkopian sampai hiruk pikuk kehidupan. Kamipun yang duduk di dekat mesin roasting
yang terus mengeluarkan aroma harum sambil mendengarkan cerita Andre tentang
kedai kopi dan pengalaman hidupnya.
Foto : Kitchen Coffee 2019-2020.
“Awalnya saya kerja di
dunia perbankan mas milik pemerintah, tapi suka traveling bersama komunitas
motor, teman kerja dan teman-teman lainnya. Ketika jalan-jalan saya sering
mampir ke kedai kopi yang ada di Yogyakarta dan Surakarta dan selalu menikmati
produk kopinya dan suasananya.” Cerita Andre sambil melihat rintikan hujan.
“Dari situ saya tertarik untuk membangun Dikayuh Coffee.”
Foto : Kitchen Coffee 2019-2020.
Menurut Andre, Dikayuh Coffee
pertama kali buka tahun 2019. Saat itu, lokasinya masih berada di sekitar Jalan
Rajawali No. 18, Bareng Kidul, Klaten tengah, Klaten, Jawa tengah, beberapa
ratus meter dari jantung Kota Klaten. Kesadaran akan pentingnya enterpartner
sudah ia sadari sejak jauh-jauh hari. Baginya ilmu bisnis itu tidak mudah dan
ia ingin anak cucunya nantinya bisa merasakan hasil karyanya melalui seduhan
kopi racikannya bersama ruang rindunya. “Mengandalkan gaji kerja memang
sangat menyenangkan mas, tapi tidak ada yang menjamin hidup kita di hari tua.
Selain itu mas, dunia bisnis menurut saya sangat menyenangkan tidak monoton”.
Ujar Andre.
Foto : Pengunjung Dikayuh Coffee.
Dalam beberapa momen
perbincangan, Andre menegaskan bahwa kopi tidak sekedar soal bisnis ataupun
kenikmata kopi. Namun lebih kepada tempat pemersatu atau ruang publik untuk
orang-orang bersosialisasi, interaksi dan saling mengenal di tengah-tengah
merajalelanya kehidupan individual.
Foto : Proses Perkembangan Dikayuh Coffee.
Jadi, masih bingung mencari
tempat relasi dan kopi?
DIKAYUH COFFEE 👇
Tertarik sama kopi yang ada jeruk lemon nya, hmm itu kopi apa ya ..
ReplyDeleteSenang sepertinya kalau punya studio/cafe coffe sendiri di rumah, design ruang tamunya dibuat seperti ala cafe.
Mimpi ingin punya ruang tamu seperti cafe coffee.